saat berjalan dengan kaki telanjang
menyatukan tubuh dengan alam
merasakan lembutnya rumput
merasakan dinginnya air embun yang jatuh
membiarkan kaki kita tertusuk duri
menarik nafas panjang dan hembuskan kembali
bersama semua beban.....
aku rindu saat itu, saat matahari
memberikan kehangatan diwajahku....
pagi seperti itu tak kutemukan disini.......


saat mulai menutup mata..
hingga membukanya kembali...
aku melihat dia yang tersenyum....
semua yang dia ucap keluar dari bibirnya
terdengar seperti, alunan,.... merdu
suling bambu Kanha.....
dia menjadi pelita kami,dia bulan yang indah....
tapi....????
aku tak merasa memilikinya karna biasan cahayanya menerpaku
aku tak merasa memilikinya karna bayangan bulan
ada dalam mangkuk kecilku........
karna sessungguhnya cahaya dan sinarnya untuk dunia


saat senja mulai mengajak matahari kembali
keperaduan para petani dan pekerja
meniggalkan sejenak semua kepenatan hari ini
dan kembali kerumah untuk beristirahat
sejenak ......
kuberpikir aku mau hidup seperti itu
duduk bersama bercengkrama hingga malam larut
makan bersama dengan lauk seadanya
ayah, ibu, kakak,adik,....aku rindu kalian
aku janji aku akan kembali
menikmati hari- hari seperti itu bersama lagi.

saat matahari meninggalkan sebuah senyuman menghujam tak satupun dari kita yang tersenyum
mengapa selalu ada peristiwa yang tak kuduga seorang gadis desa merasa bersalah
tapi wajah sedih dan takut tak nampak diwajahnya selalu ada kegalauan selalu ada beban disini
mendegar banyak pengakuan dari beberapa gadis,hatiku teriris, dengan seyum kecil disudut bibirnya
bercerita tentang kisahnya hari ini......!!!!
begitu mudahkah semua peristiwa itu terjadi, begitu gampangkah melupakan itu semua sebodoh itukah
wanita...????
hingga hanya dengan beberapa syair, dari bibirnya yang terlampau manis
membuat beberapa gadis merasakan kemanisan dalam isak tangis penyesalan.
ku hanya berkata ku bahagia karna kau menyesal dan mengerti bila itu salah


kami hanya kawan,kami tak bernah buat kesepakatan
dulu begitu dekat tapi........kini
kurasa dia ada jauh bermil-mil dariku
mengapa dia masuk dalam pikiranku
pintarkah dia atau aku yang terlalu bodoh
jatuh lagi dalam kehampaan yang sama
menunggu disamping pintu ..... bermimpi dipagi yang sepi
saat mata telah terbuka...
ku berharap dia khan menyapaku pagi ini'
mengapa membuatku menunggu, mengapa membuatku resah...
mengapa hilangkan cintaku pada-nya
mengapa kau datang....
mengapa jemariku terasa gatal dan ingin memutar sebuah nomer
pagi ini ingin kulepaskan sesuatu yang ada disini
yang selalu menyesakkan dadaku saat mulai menarik nafas lega